Sebelum saya bahas tentang tujuh kiat tersebut, penting dipahami dulu apa itu kebahagiaan.
APA ITU KEBAHAGIAAN?
Umumnya orang menganggap
kebahagiaan dan kesenangan adalah sama. Padahal itu adalah hal yang
berbeda. Penderitaan dan kesenanganlah yang sama, karena keduanya
didasari bentuk ketegangan. Filosofi kebahagiaan yang mendalam adalah
pemahaman bahwa kebahagiaan itu tanpa sebab. Penderitaan dan
kesenanganlah yang memiliki penyebab, karena itu penderitaan dan
kesenangan bisa diatasi. Segala hal yang bisa muncul pasti bisa lenyap.
Penderitaan bisa muncul, maka penderitaan bisa lenyap. Demikian juga
kesenangan. Sedangkan kebahagiaan tidak ada sebab, karena itu
kebahagiaan tidak bisa berakhir. Pengertian ini menunjukkan bahwa kebahagiaan termasuk hal yang tak terkondisi (unconditional), sedangkan penderitaan dan kesenangan bersifat terkondisi (conditional).
TUJUH KIAT BAHAGIA DAN DAMAI
1. Don’t think your life seriously!
Jangan
berpikir hidup anda dengan ‘serius’! Nasihat ini bukan berarti hidup
dijalani asal-asalan, malas, tidak berusaha, tidak mau tahu, tapi
tentang memperhatikan hidup dari aspek kealamiahannya. Karena itu saya
gunakan tanda kutip (‘serius’). Bedakan usaha dengan ngotot. Ngotot
adalah keseriusan yang berlebihan. Seperti tumbuhan yang tidak perlu
ingin tumbuh, karena sifat dari tumbuhan itu memang tumbuh (growing).
Kita
boleh berusaha, melakukan upaya-upaya yang terbaik, namun ada saatnya
kita memutuskan untuk membiarkan hukum alam bekerja. Seperti menanam
tumbuhan. Kita bisa memberinya pupuk, menyirami setiap hari,namun kita
tidak perlu melakukan penantian untuk menunggu buah. Buah akan muncul
sesuai dengan sifat alaminya sendiri. Sebagai gantinya kita lebih banyak
menikmati proses perjalanannya. Orang yang terlalu serius sering hanya
ingin hasil dan tidak bisa menikmati proses.
2. Don’t think another side is better!
Jangan
berpikir hal-hal luar kita selalu lebih baik! Ada pepatah rumput
tetangga selalu lebih hijau. Sering perilaku seperti itu hanya
menggarisbawahi dan mengasihani diri sendiri. Kitapun terjerumus untuk
tidak menghargai proses perjalanan kita. Pencapaian orang lain didasari
hukum menuai dan menabur yang mereka miliki. Ada konsekuansi dalam
setiap tindakan, jadi kita tidak perlu irihati melihat apa yang dialami
orang lain. Tidak ada kondisi selalu enak, enak dan tidak enak selalu
silih berganti. Jika kita mempelajari hidup kita akan tahu bahwa hal-hal
alami seperti juga dialami orang lain. Jauh lebih penting kita
menumbuhkan wisdom dari pada pencapaian aritifisial yang bukan letak dari kebahagiaan. Kebahagiaan terletak pada diri kita sendiri.
“Dari antara sekalian makhluk di atas bumi ini, hanya manusia yang mampu
mengubah garis hidupnya; dialah satu-satunya mahkluk yang sekaligus dapat
berperan sebagai arsitek nasibnya sendiri.”
(William James)
3. Keep focused on Your Goal!
Apa
yang sesungguhnya yang Anda cari? Fokus pada tujuan, tidak lain,
adalah kebahagiaan dan kedamiaan. Beberapa saat lalu saya membaca
artikel tentang orang sukses yang hingga sekarang masih sibukbekerja.
Dia mengindap penyakit deabetes, dan masih sibuk melayani klien baik di
dalam maupun diluar negeri. Dia mengaku sehari hanya bisa tidur 5 jam
dan satu-satuny cara mengatasi diabetes hanya dengan mengatur pola makan
dan tidak sempat berolahraga. Jika kita cermati dengan baik, itukah
yang sesungguhnya kita cari?
“Orang yang berhasil memperoleh kekuasaan politik, namun yang
memperjuangkannya demi alasan-alasan neurotik, mungkin sangat sukses,
namun justru merupakan tipe orang yang patut diwaspadai oleh masyarakat,
sebab kebutuhannya akan kekuasaan bersifat kompulsif dan
tidak pernah akan terpuaskan.”
(Frank G.Goble, dalam Mazhab Ketiga)
Fokus pada tujuan adalah mengingatkan bahwa kita mesti balance.
Kesehatan, kebahagiaan, pekerjaan, keluarga, semua perlu dibuat
seimbang, karena memang itulah yang seharusnya menjadi pusat perhatian
kita. Keseimbangan dapat dilakukan dengan baik jika kita memperhatikan
aspek kebahagiaan dan kedamaian. Jika kita bahagia, kita bisa mengatur
diri dan membuat keputusan dengan cara-cara yang lebih bijaksana. Tidak
selamanya uang akan membuat hidup kita lebih bermakna.
4. Look inside!
Lihat
kedalam! Nasihat ini dilakukanketika kita sedang mengalami ketegangan
emosional. Ketika ketegangan terjadi, lihat ke dalam. Menyadari dan
menerima adanya emosi-emosi negatif adalah teknik yang efektif untuk
meredakannya. Setelah emosi lebih stabil bolehlah lihat keluar lagi.
Emosi
negatif jika diatasi sejak awal akan jauh lebih mudah. Dalam meditasi,
kemampuan untuk menyadari adanya tendensi diri berupa emosi negatif
dijadikan sebagai bagian dari teknik.
5. Express Your Happiness!
Ekspresikan
kebahagiaan dengan perbuatan baik. Kebaikan hati yang diungkapkan
semakin menggarisbawahi kebaikan hati itu sendiri. Sebaliknya jika niat
buruk diungkapkan dan ekspresikan terus menerus, maka keburukan akan
semakin kuat. Kebaikan kita butuhkan untuk menjaga diri agar hidup lebih
nyaman, lebih puas karena telah banyak melakukan perbuatan baik.
Seperti pepatah China: “Rahasia hidup sehat adalah dengan banyak berbuat
baik.” Perbuatan baik memberikan kedamaian pada pelakunya.
6. Don’t think what You Get from doing Good!
Jangan
memikirkan apa yang kita dapatkan dalam melakukan sesuatu baik
perbuatan baik atau juga aktivitas terbaik yang telah kita lakukan.
Dalam pekerjaan profesional sering ada rencana-rencana dan
prosedur-prosedur tertentu untuk mencapai hasil. Namun pada akhirnya
kita mesti membiarkan hukum alam yang mewujudkannya. Memikirkan hasil
sering hanya merusak kenikmatan kita dalam proses perjalanannya. Dalam
berbuat baik juga jangan membatasi diri pada nama baik saja. Nama baik
maupun celaan bukan alasan kita untuk menentukan suatu perbuatan. Justru
kebaikan hati bisa mengatasi pujian dan celaan.
7. Continue your Spiritual Evolution!
Lanjutkan
evolusi spiritual Anda! Evolusi spiritual berhubungan dengan kualitas
kebahagiaan. Hirarki kebahagiaan meningkat seiiringan dengan
kesederhanaan, kebaikan hati, kedamaian, termasuk juga
keceriaan dalam hidup.
“Dengan kata lain, kepribadian hanyalah merupakan
hasil akhir dari berbagai sistem kebiasaan kita.”
(John B. Watson, pakar Behaviorisme)
Dalam
proses perpindahan Kuadran tentu fluktuatif, bukan proses yang linier
dan mulus meningkat terus. Selalu proses perkembangan diri naik dan
turun, namun dengan memperhatikan tujuh kiat ini secara periodik, pasti
kita akan memiliki cara hidup yang jauh lebih baik dan
bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar